Merapi Oh Merapi ...

Rabu, Juli 20, 2011

Untung Ada Mbah Rono
Kamis, 4 November 2010, pukul 06.00 WIB,  suasana Dusun Kalisoro, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman tidak seperti biasanya. Jalan di depan rumahku terasa lebih sibuk. Arus kendaraan yang menuju ke arah selatan (turun) cukup padat, dengan klakson saling bersautan dan dipacu dengan kecepatan tinggi.  Aku menduga, ini pasti berkaitan dengan Gunung Merapi. Ternyata benar, warga lereng Merapi yang semula tinggal di barak pengungsian Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan dipindahkan ke tempat yang lebih aman, yaitu di Balai Desa dan Gedung Olah Raga (GOR) Umbulmartani.
Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, saya lakukan dua hal, yaitu mengikuti siaran televisi, dan melihat langsung ke Merapi (tentu saja dari depan rumahku). Beberapa stasiun televisi menginformasikan terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Merapi, disertai pernyataan Dr. Surono (Mbah Rono) dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi bahwa zona bahaya Merapi ditambah menjadi radius 15 Km. Sedangkan berdasarkan “observasi pandangan mata”, saya melihat Merapi berulangkali mengeluarkan asap pekat kecoklatan. Aku juga sesekali mendengar suara gemuruh, mirip suara mesin tronton.


Sepulang dari “observasi” saya bergegas mandi. Ibuku meminta aku untuk mempertimbangkan, karena situasinya mengkhawatirkan, mungkin lebih baik tidak masuk sekolah, dan Bapakku sanggup mengantarkan surat izin. Tetapi aku memutuskan tetap masuk sekolah. Aku beri alasan, di sekolah (Kota Yogya) jauh lebih aman.
Sore hari, sekitar pukul 17.00 hujan deras, listrik padam, dan Kali Kuning (200 meter dari rumahku) meluap, membawa lahar dingin. Jalanan di depan barak pengungsian GOR Umbulmartani juga tertimbun lahar dingin. Pukul 18.15 hujan reda, dan listrik sudah menyala lagi. Tetapi “bunyi mesin tronton” dari arah utara semakin kencang dan tidak berjeda, alias terus menderu-deru. Kaca jendela rumahku “kocak” seperti digoyang gempa.
Kami sekeluarga terus mencari informasi dari televisi. Kami pilih saluran televisi yang melaporkan perkembangan Merapi. Dalam hati, aku selalu berharap, “Mudah-mudahan Mbah Rono muncul di televisi”. Benar juga, Mbah Rono memberikan keterangan berbagai indikator yang menunjukkan potensi erupsi Merapi yang diprediksi tiga kali lebih dahsyat dibanding erupsi tahun 2006. Dengan nada suara yang serak, bijak, santun, Mbah Rono menghimbau agar masyarakat mengungsi ke zona aman yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Pukul 22.00 jalan di depan rumahku kembali dipadati arus kendaraan. Ada motor, mobil, truk, bahkan mobil tim SAR membunyikan sirine. Semuanya turun ke selatan, dan dipacu dengan kecepatan tinggi. Aku lihat, mobil dan motor beserta penumpangnya sudah terkena abu. Sekitar pukul 23.30, kami memutuskan untuk mencari tempat aman, asal ke arah selatan. Tetapi ada sedikit kendala, Bapakku kesulitan mengeluarkan mobil dari garasi, karena arus kendaraan di jalan depan rumah yang sangat padat. Setelah kami sekeluarga masuk ke mobil, mendadak ada suara dentuman, “GLEEEER”, listrik langsung padam.    Keadaan benar-benar mencekam, orang-orang yang lewat di depan rumah semuanya berteriak,  “turun, turun”. Aku ingin, bapakku memacu mobil lebih cepat, tetapi tidak bisa, di beberapa ruas jalan justru sudah terjadi kemacetan. Abu sudah mulai menghujani kaca mobil. Tidak berselang lama, abu bercampur kerikil, dan.... lumpur.
Karena malam itu kami tidak mempunyai tujuan yang jelas, maka kami berhenti di depan rumah famili di Klidon, Sukoharjo, Ngaglik. Dalam suasana hati yang masih cemas, saya mencoba memahami fenomena yang terjadi. “Untung ada Mbah Rono”. Benar, karena keterangan dan himbauan Mbah Rono, warga lereng Merapi mengungsi. Mbah Rono telah menyadarkan masyarakat dari “gugon tuhon” yang tidak rasional, misalnya banyak warga di kampungku yang percaya, “tidak mungkin lahar Merapi ke arah selatan, karena akan mengotori kembennya Nyai Roro Kidul.” Terimakasih Mbah Rono.
v  Afrinur Winursito Ardi, Kalisoro Umbulmartani Ngemplak Sleman


haha ini adalah artikel true story yang dulu gue kirim buat diikutin lomba di koran KR .. ._. unfortunately this is not my style.. haha terlalu resmi, tapi here it is , lumayan masuk 25 besar ._. enjooy.


2 komentar

 

GOOD DAY BLOG COMPETITION

Blog Competition GoodDay Blog Competition GoodDay

Most Reading

Archives